Begini Rasa-nya Menginap di Hotel th 1918 Niagara Malang, Viral karena Angker?


menginap di hotel niagara malang foto : doc google

Entah mengapa setiap melintasi Jalan raya Malang-Surabaya, Hotel berlantai 6 ini selalu membuat Kami penasaran. Sering kali terlontar keinginan menginap disini, namun Kami ragu dan khawatir tentang desas-desus cerita seram yang beredar. Hingga terpasang Neon box RedDoorz, salah satu Start up Jaringan Perhotelan di Asia Tenggara yang membuat Hotel Niagara mudah di akses secara online.

Foto doc hotel niagara

Sekitar 886 orang telah memberi rating tentang Hotel Niagara Malang. Sungguh di luar dugaan, 80% pengunjung memberi rating 5 bintang dan semua berkomentar sangat positif. Sama sekali tidak ada kesan menakutkan seperti yang di beritakan. Kami pun spontan membulatkan niat dan memesan 1 kamar untuk esok hari. Dari sinilah awal Saya mulai mengulik tentang historis Hotel Niaga Malang beberapa jam sebelum menginap.

Booking online hotel niagara

Berhubung ingin menginap, Saya membatasi segala isu-isu berbau mistis tentang Hotel Niagara. Maklum saja, dalam kolom pencarian Google nama Hotel tersebut selalu saja di hubungkan dengan cerita-cerita berhantu. lebih lagi keberadaan Hotel pada zaman penjajahan di Indonesia membuat-nya semakin ngeri-ngeri sedap. 

Check in di Hotel Niagara Malang

Booking melalui Aplikasi Tamu di perbolehkan check in Pk 14:00 sore dan check out Pk 12:00 esok hari. Namun Saya check in pukul 16:45 setelah sebelumnya menyambangi Kebun Teh Wonosari dan Treking Puncak Budug Asu yang letaknya sekitar 8km dari Hotel Niagara. 


Kala itu menjelang magrib, Hotel tampak sepi hanya ada 1 staff reservasi dan juga 1 security, lampu-lampu hotel pun sudah mulai di nyalahkan. Setelah Reservasi, Saya bersama Mas bojo di antar menuju ruang lobby yang berada di lantai 2. Menunggu sejenak lalu di beri kunci kamar, handuk serta di persilahkan menuju Kamar yang juga ada di lantai 2 namun berada di luar lobby.

Lobby lantai 2

Menuju Kamar Saya harus melewati satu lorong di antara 2 anak tangga menuju toilet tua yang ternyata bersebelahan dengan teras balkon. Di teras balkon tampak 3 kamar, 2 diantara-nya memiliki 2 pintu besar dengan teras balkon yang luas. Sedang 1 kamar lagi memiliki akses pintu dan balkon terpisah sendiri yang menjadi kamar menginap kami berdua.

lorong tangga menuju kamar foto : doc. hotel niagara

Kamar Luas dengan Ornamen Klasik

Saat membuka pintu, terlihat Kamar yang luas dengan tinggi atap mungkin sekitar 5-6mtr khas bangunan Belanda dengan desain langit-langit yang tinggi. Begitu pula pintu serta kusen jendela sangat besar tampak masih kokoh sekali, seperti-nya terbuat dari Kayu Jati berkualitas tinggi. Meski hanya di balut gorden biasa namun masih sangat autentik dengan keklasikan-nya.


Terlebih lantai Marmer Art Deco dari Yunani yang telah berusia 105 tahun sejak berdiri-nya Hotel Niagara pada th 1918 masih tampil epik walau termakan usia.

Satu hal yang membuat Saya terkesan adalah kamar-nya yang super bersih. Tidak ada debu yang menempel pada perabotan. Kasur, handuk sangat bersih dan wangi tidak ada bau apek. Udara di ruanganpun sejuk sekalipun ada AC tidak perlu dinyalakan. Untuk kamar yang kami pesan sudah memenuhi standar penginapan, ada TV,  AC dan Toilet Air panas.


Pengalaman Malam Hari Tidur di Hotel Niagara 

Hal yang paling di nanti-nanti akhir-nya tiba juga yaitu malam hari. Rumor yang beredar serta kisah sejarah panjang tentang hotel niagara memang agak membuat dag dig dug der. Entah apa yang ada di pikiran kami masing-masing, tapi kami berusaha relaks dan menikmati suasana malam hari sambil mencari makan malam berjarak tidak jauh dari hotel. Ramai pedagang berjualan pada malam hari, bahkan kios-kios oleh-oleh banyak di serbu para penumpang bus pariwisata. Ditambah lalu lalang pengedara melintas Jalur Malang-Surabaya membuat kota lawang hidup di malam hari.

foto doc reddoorz

Usai puas berkeliling, Kami kembali menuju Hotel Niagara untuk beristirahat. Suasana di dalam hotel sangat sepi hanya ada beberapa karyawan hotel yang terlihat. Kami langsung menuju Kamar sambil sesekali keluar di balkon. Ternyata Kamar kami tepat berada di seberang pos security yang duduk berjaga sehingga kami cukup terpantau saat berada di balkon.

foto doc reddoorz

Pos security berjaga terlihat dri atas balkon kamar

Di malam hari suara lalu lalang kendaraan juga terdengar dari kamar hotel yang membuat Saya agak sedikit lega. Tapi semakin larut malam tidak terdengar suara apapun, sunyi senyap sekali seperti ada di ruang kedap suara. Karena belum bisa tidur Saya menyalahkan tv agar ada suara, sedang mas bojo sudah memejamkan mata entah tertidur atau sedang berusaha untuk tidur. 

foto doc reddoorz

Kamar dengan langit-langit tinggi membuat Saya sulit memejamkan mata. Rasa-nya mata ingin terjaga terus. Selain itu kamar hanya menggunakan 1 lampu utama sangat terang jika dimatikan ruangan cukup gelap sangking luas dan besar-nya. Di tengah-tengah perjuangan untuk tidur, tiba-tiba lampu balkon mati. Hmm...apakah lampu balkon sengaja dimatikan security saat larut malam? Saya langsung menutup muka dengan sleeping bag dan tertidur hingga esok hari.

Balkon kamar kami lantai 2 diatas parabola

Pengalaman menginap semalam ternyata biasa saja, tidak seperti rumor cerita seram yang beredar. Bahkan Saya tertidur pulas hingga esok pagi tanpa terbangun di pertengahan malam ataupun dini hari. Walau ada AC tapi kami tidak menggunakan karena kamar sudah dingin dan sejuk apalagi lawang berada di ketinggian hampir 500mdpl. Disiang hari kamar juga tetap sejuk dan dingin.

Buat kalian yang suka bangunan Legend, Vintage dan ingin merasakan sentuhan klasik Arsitektur Eropa, Hotel satu ini bisa menjadi referensi. Tak jarang banyak tamu luar kota maupun luar negeri berkunjung ke Kota Lawang Malang untuk menginap di Hotel Niagara. Boleh jadi ingin menginap di icon sejarah yang masih terawat atau penasaran dengan berbagai rumor mistis-nya.



@wisata.jalan Wisata Jalan 🤏 Lawang-Malang Menginap di Hotel Legend 1918, Rumor Horor tidak terbukti! #hotelniagara #hotelniagaramalang ♬ Mamma Mia - Beowülf & João Brasil & Gabriel Grossi
Powered by Blogger.